November 29, 2008

Romeo and Juliet

Saya suka bagian ini, setelah Bella Swan hampir mati karena tenggelam, dan malah berpikir tentang Juliet. Hm…. agak kena juga sih sebenarnya :)

……
Alih-alih bergerak, aku malah memikirkan Juliet lagi.
Aku bertanya-tanya dalam hati, apa yang akan ia lakukan seandainya Romeo meninggalkannya, bukan karena dilarang menemuinya, tapi karena kehilangan minat? Bagaimana seandainya Rosalind memberinya kesempatan, dan Romeo berubah pikiran? Bagaimana seandainya, alih-alih menikahi Juliet, Romeo justru menghilang?
Karena aku tahu bagaimana perasaan Juliet.
Juliet pasti takkan kembali ke kehidupan lamanya, tidak terlalu. Ia tidak mungkin melanjutkan hidup, aku yakin itu. Bahkan seandainya ia hidup sampai tua dan keriput, setiap kali memejamkan mata, wajah Romeo-lah yang akan selalu terbayang. Ia akan menerima kenyataan itu, pada akhirnya.
Aku bertanya-tanya apakah akhirnya Juliet akan menikah dengan Paris, hanya untuk membahagiakan orang tuanya, demi menjaga ketenangan. Tidak, mungkin tidak, aku memutuskan. Tapi kisah itu memang tak banyak bercerita tentang Paris. Ia hanya peran pembantu –tempelan, ancaman, tenggat waktu untuk memaksa Juliet.
Bagaimana seandainya peran Paris lebih dari itu?
Bagaimana seandainya Paris teman Juliet? Sahabatnya? Bagaimana seandainya Paris satu-satunya orang kepada siapa Juliet bisa mencurahkan keluh-kesahnya tentang hubungan cintanya yang gagal dengan Romeo? Satu-satunya orang yang benar-benar memahami Juliet dan membuatnya merasa seperti manusia normal lagi? Bagaimana seandainya Paris itu sabar dan baik? Menjaganya baik-baik? Bagaimana seandainya Juliet tahu ia tak mungkin bertahan tanpa Paris? Bagaimana kalau Paris benar-benar mencintai Juliet dan ingin agar ia bahagia?
Dan… bagaimana bila Juliet mencintai Paris? Tidak sebesar cintanya pada Romeo. Sama sekali tidak seperti itu, tentu saja. Tapi cukup sampai Juliet ingin agar Paris bahagia juga?
…..
Seandainya Romeo benar-benar pergi, tak pernah kembali lagi, adakah bedanya seandainya Juliet menerima tawaran Paris atau tidak? Mungkin seharusnya Juliet mencoba mengais kembali kepingan-kepingan hidupnya yang masih tersisa. Mungkin itulah hal yang paling mendekati kebahagiaan yang bisa diraihnya.
Aku mendesah, lalu mengerang saat desahan itu menggesek tenggorokanku. aku terlalu jauh menghayati kisah itu. Romeo takkan mugkin berubah pikiran. itulah sebabnya orang-orang masih mengenang namanya, selalu dikaitkan dengan nama kekasihnya: Romeo dan Juliet. Itulah sebabnya kisah itu indah. “Juliet dicampakkan dan akhirnya bersanding dengan Paris” tidak akan pernah menjadi hit.
…..


New Moon (Dua Cinta) – Stephenie Meyer, GPU: September 2008, hal 392-393

No comments:

Post a Comment